Saturday, September 21, 2013

Noken

Noken adalah istilah yang umum dipakai oleh masyarakat untuk tas tradisional Papua. Di masa lalu, noken dipakai untuk mengangkut hasil pertanian atau buruan seperti betatas, pisang, sayur-sayuran dan daging babi guna dibawa ke rumah maupun ke pasar. Noken dianyam dari serat tumbuh-tumbuhan. Namun demikian, karena proses pembuatannya yang lama, para pembuat noken terutama yang tinggal di daerah perkotaan beralih ke benang sintetis. Selain harganya murah, benang sintetis tersedia dalam berbagai warna. Kebanyakan pembuat noken adalah wanita, baik gadis maupun ibu rumah tangga. Mereka menganyam noken untuk kebutuhan sendiri maupun memenuhi pesanan orang lain yang tentunya akan memberikan tambahan penghasilan buat mereka.
Noken yang dijual oleh para pembuatnya di Pasar Sanggeng - kota Manokwari
Saat ini noken telah dibawa ke kantor hingga ke kampus. Noken juga telah menjadi  cinderamata bagi para wisatawan yang berkunjung ke Papua. Noken bisa dibeli di pasar-pasar tradisional maupun di toko suvenir yang bertebaran di berbagai kota di Papua. Harga noken bervariasi dari 100 ribu hingga 500 ribu tergantung ukuran dan motif hiasan yang tersedia. Noken ukuran kecil bisa diisi dengan tablet 7 inch merek Samsung Galaxi maupun ponsel dari Nokia.
Tas dari Daun Pandan
Selain noken, para perempuan Papua yang tinggal di daerah pesisir pantai di kepulauan Biak, Numfor serta Serui juga membuat tas tradional yang berbahan baku daun pandan. Fungsinya juga relatif sama. Karena anyaman daun pandan bisa diterapkan untuk berbagai keperluan maka para wanita Papua yang menguasai teknik anyam tersebut bisa membuat topi dan tikar dari daun pandan. Semoga produk-produk tradisional ini bisa bertahan di pasar meskipun harus bersaing dengan berbagai jenis tas buatan pabrik yang lebih modern. oleh Charles Roring/ Email: peace4wp@gmail.com

No comments:

Post a Comment