Sunday, July 21, 2013

Berdansa Seperti Balerina Burung Western Parotia Merayu Sang Betina

Pegunungan Arfak adalah cagar alam di selatan kota Manokwari yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata di antara para pengamat burung internasional. Antara tanggal 18 sampai 20 Juli, saya memandu Profesor Richard Ebright selama tiga hari melakukan perjalanan pengamatan burung di hutan awan (cloud forest) dari pegunungan tersebut. Profesor tersebut tidak sedang melakukan penelitian di Papua. Dia hanyalah seorang turis yang mengambil paket birdwatching di Pegunungan Arfak yang saya dan masyarakat setempat tawarkan di internet.
Selama berada di sana kami berhasil melihat sejumlah burung yang kebiasaan hidup mereka unik sekali. Beberapa di antaranya adalah:

  • Vogelkop bowerbird yang menghiasi tempat memikat betinanya dengan bunga-bunga dan "istana" yang terbuat dari ranting-ranting tanaman, buah dan bunga yang berwarna-warni.
  • Western Parotia yang berdansa layaknya penari balet untuk memikat sang betina.
  • Magnificent birds of paradise yang memamerkan bulunya yang indah dan menggoyangkan dua antenanya untuk memikat beberapa betina sekaligus.
Agar bisa melihat burung Papua yang unik dan indah tersebut, kami harus bersedia menunggui mereka di dalam gubuk pengamatan yang dingin, gelap, dan penuh dengan nyamuk. Rata-rata, waktu yang kami habiskan untuk menanti kedatangan setiap spesies adalah antara 3 sampai 5 jam. Penantian yang lama dan membosankan tersebut ternyata membuahkan hasil. Kami bisa melihat burung-burung tersebut dan juga beberapa spesies menarik lainnya seperti Cinnamon ground dove dan Spotted Catbird.
Burung Cinnamon ground dove suka mencari makan di permukaan tanah. Ketika kami sedang menanti kedatangan Western Parotia jantan berdansa, ternyata yang datang duluan adalah burung Cinnamon tersebut. Dia memakan biji-bijian yang jatuh dari pohon-pohon ke permukaan tanah tempat Western Parotia (Parotia sefilata) biasa berdansa. Meskipun bulu-bulunya tidak seindah burung Magnificent birds of paradise dan Lesser birds of paradise, Western Parotia memiliki kepiawaian dalam memikat sang betinanya lewat tarian alam yang luar biasa indahnya. Semoga ada koreografer yang tertarik untuk mengembangkan tarian burung ini menjadi tarian manusia yang bisa dinikmati banyak orang.  
Setelah tiga hari menjelajahi hutan pegunungan Arfak yang lewat, lembab dan dingin tersebut, akhirnya saya dan Professor Richard Ebright kembali ke kota Manokwari. Sang profesor selanjutnya akan naik kapal Dewi Nusantara untuk mengikuti paket wisata menyelam di Teluk Cendrawasih. 
Sebelum naik mobil, saya, Prof. Ebright dan sejumlah orang Papua dari Kampung Kwau berfoto bersama. Beberapa dari mereka adalah mahasiswa yang belajar di Universitas Papua. Mereka bekerja sebagai pemandu lokal, tukang masak dan tukang pikul barang (porter) dalam program eco-wisata ini. Penghasilan yang mereka peroleh sangat bermanfaat dalam menunjang biaya studi mereka. Saya sangat senang karena program eko-wisata yang saya jalankan di Manokwari Papua Barat, bermanfaat dalam menunjang pendidikan sejumlah anak-anak Papua.
Lokasi pengamatan burung-burung surga ini terletak di Gunung Soyti (salah satu dari gugusan Pegunungan Arfak). Wilayah ini berada pada ketinggian antara 1.300 sampai 1.500 meter di atas permukaan air laut. Para pelancong perlu menyewa kendaraan pick-up 4WD seperti Toyota Hilux atau Ford Ranger untuk mencapai hutan tropis yang menutupi Gunung Soyti. Lama waktu yang diperlukan adalah 2 jam. oleh Charles Roring/ Email: peace4wp@gmail.com

No comments:

Post a Comment