Sunday, March 3, 2013

Kamar Penumpang Kelas 1 di KM Labobar

Bagi Anda yang belum pernah naik kapal penumpang PELNI, mungkin Anda bertanya-tanya seperti apa bagian dalam kapal tersebut. Apakah mirip dengan RMS Titanic yang dibangun untuk mengantar penumpang menyebrangi Samudra Atlantik? RMS singkatan dari Royal Mail Steamer. Kapal uap pengantar surat. Karena waktu itu sebagian besar surat diantar dengan kapal cepat maka kapal penumpang di zaman mesin uap yang memakai singkatan tiga huruf RMS dipercaya pasti merupakan kapal canggih dan cepat.
Sepintas lalu, tata letak kapal-kapal penumpang pada umumnya tidak berbeda jauh satu sama lainnya. Namun KM Labobar tentu lebih canggih dan modern dibandingkan kapal penumpang Titanic yang sudah tenggelam tersebut. Hanya saja dari kualitas bahan interior mungkin saja Titanic lebih mewah. KM singkatan dari Kapal Motor. Dewasa ini, kapal-kapal penumpang modern digerakkan oleh motor diesel atau kombinasi motor diesel dan motor listrik untuk memudahkan manuver dan menghemat ruangan.
Interior Kamar
Malam itu saya tidur di kamar kelas 1B sendirian. Tidak ada penumpang lain sampai kapal tiba di Pelabuhan Sorong. Jadi saya bisa dengan leluasa memotret ruangan kamar kelas 1 KM Labobar ini. Meskipun tidak mewah, kamar kapalnya cukup modern dan bersih. Ada televisi dan lampu baca di setiap tempat tidur. Kasurnya cukup empuk. Sayang sekali, bantalnya sangat lunak.
Ada satu toilet yang disediakan untuk empat penumpang. Tombol pembilas kloset tidak berfungsi. Untung saja air untuk bilas masih bisa diambil dari wastafel atau keran yang tersedia di samping kloset. Saya cukup prihatin dengan kondisi kapal penumpang PELNI tersebut karena seharusnya berbagai fitur di dalam kapal harus dalam keadaan baik guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Di dekat pintu masuk ada lemari pakaian dan sebuah meja tulis. Di atas lemari pakaian tersebut, ada 4 pelampung yang bisa dipakai penumpang ketika kapal berada dalam keadaan darurat. Suasana kamar yang nyaman tersebut sangat berbeda dengan suasana di geladak kelas ekonomi atau ruang-ruang publiknya KM Labobar. 
Di bagian geladak sekoci, sampah plastik dan sisa makanan berseliweran di mana-mana. Meskipun tong-tong dan kantong penampung sampah sudah disediakan oleh petugas kebersihan di atas kapal, sebagian besar penumpang kurang memanfaatkannya. Mereka membuang sampah di lantai atau langsung ke laut. Hal ini sungguh memprihatinkan karena kapal ini dibeli dengan harga yang mahal sekali menggunakan uang dari rakyat Indonesia. 

Ruang Makan
Untuk menikmati makan pagi, siang dan malam, penumpang harus keluar dari kamar mereka dan berjalan kaki menuju ruang makan kelas 1. Menu yang disediakan di atas kapal memiliki cita rasa yang berbeda dibandingkan dengan menu yang umumnya kita nikmati di restoran-restoran di darat. Hal ini bisa dimaklumi karena koki yang bertugas di dapur harus memasak makanan untuk ratusan atau bahkan ribuan orang - baik penumpang maupun ABK (Anak Buah Kapal).
Air Conditioning
Seluruh ruang penumpang di dalam kapal dilengkapi dengan Air Conditioning system yang terpusat. Penumpang bisa mengatur volume pendingin ruangan yang ada di langit-langit ruangan. Ketika saya mencoba menyetelnya, ternyata pengaturnya sudah rusak.  Sebenarnya kapal ini belum terlalu tua karena dibangun pada tahun 2004. 
Tanggung Jawab Kita Semua
Sebagai salah seorang pengguna jasa pelayaran kapal PELNI saya hanya bisa menghimbau kepada para penumpang lainnya dan ABK agar bersama-sama menjaga kapal tersebut agar terus bisa berfungsi dengan baik.
Semoga kapal-kapal PELNI dapat terus berlayar mengarungi laut nusantara demi kemajuan masyarakat Indonesia. oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

No comments:

Post a Comment