Thursday, March 7, 2013

Pedagang-pedagang di Kapal PELNI

Ada banyak hal menarik yang saya lihat selama berlayar dari Manokwari ke Surabaya. Di lautan biru berbagai jenis kapal melayari kepulauan nusantara yang indah dan permai. Sedangkan di setiap pelabuhan yang saya singgahi ada hal-hal unik yang saya jumpai. Begitu pula dengan di dalam kapal KM Labobar, ada ribuan orang yang ikut berlayar. Oleh karena itu, kapal ini lebih dari sekedar alat transportasi. Saya suka menyebutnya sebagai sebuah kota kecil. Para penumpang dan Anak Buah Kapal (ABK) memanfaatkan kesempatan berlayar untuk mencari uang. ABK pada umumnya menyewakan kamar yang mereka miliki. Petugas di dapur menjual makanan, sedangkan para penumpang menjual berbagai jenis barang dagangan mulai dari rokok, hingga boneka. 
Para ABK seharusnya berkonsentrasi pada pekerjaannya mereka mengoperasikan kapal dan melayani penumpang. Tapi ABK yang berdagang merupakan pemandangan yang umum kita lihat di semua kapal yang berlayar di Indonesia. Mereka berdagang untuk memperoleh tambahan penghasilan bagi keluarganya. 
Karena penumpang dan ABK ramai berjualan, lorong maupun dinding yang kosong sering digunakan sebagai tempat pajangan barang dagangan mereka. Tentu saja hal ini menimbulkan kesan yang kurang indah dipandang mata. Di samping itu, sampah yang ditimbulkan dari aktivitas jual-beli berserakan di mana-mana. Secara pribadi, saya bisa memaklumi kegiatan jual-beli itu karena gaji yang diterima oleh ABK dari PT PELNI tergolong kecil. Sebagian besar penumpang yang berjualan di atas kapal Labobar membeli tiket kelas Ekonomi. Jelas sekali bahwa mereka berasal dari kalangan ekonomi lemah. Tapi kegiatan dagang ini perlu ditertibkan oleh PELNI agar kapal yang dibeli oleh negara dengan harga mahal dari Jerman tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
Hal yang selalu saya soroti adalah kebersihan kapal. Tanggung jawab menjaga kebersihan ada pada penumpang dan ABK. Sehingga para pengguna jasa PT PELNI dan ABK tidak boleh membuang sampah sembarangan. Saya sarankan agar, PELNI menggunakan teknik "canggih" yang umum diterapkan di pesawat tempur. Pengumuman atau peringatan otomatis yang dikeluarkan oleh komputer di pesawat tempur umumnya menggunakan suara perempuan. Bila memungkinkan PELNI menggunakan pula suara perempuan saat mengeluarkan pengumuman kepada para penumpang dan ABK agar membuang sampah pada tempatnya. Bila perlu, poster perempuan cantik ditempel di dinding kapal yang meminta semua orang supaya menjaga kebersihan kapal. Niscaya setiap orang yang melihat poster itu dan membacanya akan menaatinya. oleh Leo Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

No comments:

Post a Comment