Saturday, March 2, 2013

Keselamatan Berlayar

Masih seputar cerita pelayaran saya ke Pulau Jawa, saya ingin bercerita sedikit tentang keselamatan dan keamanan penumpang saat berlayar. Kapal-kapal penumpang baik yang dimiliki oleh PT PELNI maupun perusahaan swasta lainnya sesuai dengan peraturan pemerintah, SOLAS (Safety of Life at Sea) dan biro klasifikasi pasti memiliki sejumlah peralatan keselamatan berlayar. Oleh karena itu, pada kapal-kapal besar, pelampung untuk setiap penumpang disediakan di setiap kamar kapal. Di bagian geladak, ada juga rakit dan sekoci yang bisa dipakai ketika kapal mengalami kecelakaan di laut.
Ketika naik KM Labobar, saya melihat bahwa semua yang saya sebutkan di atas ada di kapal. Namun demikian, keselamatan penumpang tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan peralatan penyelamat. Perilaku penumpang yang naik kapal juga harus sesuai dengan peraturan yang ada di atas kapal.
Gaya Jagoan
Pagi itu, saya berjalan di dermaga Manokwari menuju tangga naik ke KM Labobar. Menengadah ke kapal tersebut, saya melihat sejumlah penumpang yang duduk di dalam sekoci penyelamat. Hal tersebut sangatlah berbahaya karena mereka tidak seharusnya berada di sana. Meskipun jumlah penumpang yang naik sudah sangat banyak sekali, masuk ke dalam sekoci penyelamat tidak bisa dibenarkan karena sekoci bisa meluncur ke bawah.
Di samping itu, ada juga penumpang yang duduk-duduk di atas rakit penyelamat yang dipasang di luar pagar pengaman. Ini sering terjadi di dermaga. Anak-anak muda yang duduk di luar pagar bisa mengalami kecelakaan. Gaya jagoan anak muda yang duduk di sekoci kapal yang tergantung seperti yang nampak pada foto perlu ditindak oleh petugas keamanan. Sebenarnya para anak muda ini sudah tahu bahwa mereka dilarang duduk di tempat-tempat yang berbahaya. Oleh karena itu, jika mereka ditindak oleh petugas kapal maka tidak ada alasan untuk melawan.
Jatuh dari Kapal
Sudah berulang kali penumpang jatuh dari tepi kapal ke lantai dermaga atau ke laut. Namun hal tersebut nampaknya dengan mudah dilupakan semua pihak. Mungkin kita terlalu percaya diri bahwa kita adalah keturunan pelaut-pelaut ulung. Kebanyakan orang yang jatuh dari kapal bukan disebabkan oleh adanya kelemahan dalam desain kapal tetapi karena penumpang yang ceroboh dan mengabaikan begitu saja larangan duduk atau berdiri di luar pagar kapal.
Akhirnya Kapal Berangkat
Setelah menunggu selama 2 jam lebih, akhirnya KM Labobar berangkat. Ada banyak cerita yang akan saya bagikan kepada para pembaca selama pelayaran saya di atas kapal. Semoga cerita dari laut ini bisa menghibur anda. oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

No comments:

Post a Comment